Laman

Saturday, September 24, 2011

Pencegahan Seks Bebas Di Kalangan Remaja Bandung

PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI KALANGAN
REMAJA DI BANDUNG

MAKALAH
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Korespondensi Bahasa Indonesia)

Oleh
Ina Lusiana  A0110002
Laras Purwanti  A0110003
D3 KEUANGAN DAN PERBANKAN

USB YPKP.png

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG
JL.P.H.H MUSTOPA NO.68 BANDUNG



GAGASAN PERENCANAAN

TOPIK                                                            : Pergaulan Seks Bebas
TEMA                                                 : Pencegahan Seks Bebas Dikalangan Remaja
JUDUL                                                 : Pencegahan Seks Bebas dikalangan Remaja di Bandung
RUMUSAN MASALAH                 : 1. Apakah penyebab seks bebas pra nikah    ?
                                                              2. Apakah dampak seks bebas ?
                                                              3. Bagaimana caranya mencegah seks bebas ?
TUJUAN                                              :1.Untuk mengetahui sebab melakukan seks bebas pra   nikah
                                                                 2. Menemukan cara mencegah terjadinya seks bebas pra nikah
   3. Untuk mengetahui dampak seks bebas pra nikah
MANFAAT                                        : Untuk mengentaskan remaja dari keterjerumusan mereka pada perilaku seks pranikah. Hasil penelitian ini memberikan informasi yang luas kepada para remaja, orang tua dan masyarakat mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan remaja terjerumus kedalam perilaku seks pranikah. Dengan adanya pemahaman para remaja, orang tua dan masyarakat terhadap faktor-faktor yang dapat menjerumuskan remaja kedalam perilaku seks pranikah, diharapkan dapat membantu remaja dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya.
METODE                                             : penelitian ini menggunakan metode deskripsi analisis dengan pendekatan empiris dan nasional
TEKNIK PENGUMPULAN DATA : pengumpulan data ini menggunakan teknik data sekunder yaitu dari internet.
ANGGAPAN DASAR          : Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya. Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus HIV. Menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi bahwa di Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika, akhlak mulia, dan kepribadian bahwa pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi semakin berkembang luas di tengah masyarakat yang mengancam kehidupan dan tatanan sosial masyarakat Indonesia.

HIPOTESIS                                        : Pada umunya seks bebas pra nikah diakibatkan karena remaja rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat disekitarnya. Seks bebas pra nikah dikalangan remaja mengakibatkan rusaknya masa depan remaja itu sendiri, hamil diluar nikah yang mengakibatkan meningkatnya jumlah aborsi dan penyakit HIV AIDS. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi remaja untuk memahami akibat-akibat yang ditimbulkan dari seks bebas pra nikah. Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll).
Untuk menghindari perilaku seks bebas remaja yang berisiko tinggi, peran orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain bahwa orang tua harus bisa menjadi sahabat remaja agar hubungan orang tua dengan remaja terjalin dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan tuntas, diperlukan komunikasi yang baik dan efektif. Kehamilan remaja bahkan sudah terbukti dapat memberikan risiko terhadap ibu dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi (ketiduksesuaian ukuran) janin, pendarahan, prematurilas, cacat bawaan janin, dan lain-lain. Selain hamil, timbulnya penyakit menular seksual pada remaja juga perlu dicermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau tidak sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat kepada bayi, penyakit menular seks yang menyerang usia remaja juga dapat mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan kesuburan di masa mendatang. Perilaku seks bebas tidak aman dikalangan remaja karena dapat dan banyak menimbulkan dampak negatif, baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra. Seringkali remaja berperilaku seks berisiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya. keluarga adalah lingkungan terdekat anak dan keluarga memberikan kasih sayang yang paling tulus dibanding siapapun, keluarga merupakan barisan terdepan dalam memerangi seks bebas di kalangan remaja. Keluarga harus memberikan kontribusi terbesar dalam mengontrol para remaja. Banyak kasus penyebab terjadinya seks bebas di kalangan remaja berawal dari lingkungan keluarga yang broken home. Kedua orang tua yang sibuk bekerja sehingga anak terlantar, atau orang tua yang mementingkan kesenangan dirinya sendiri tanpa memperdulikan keadaan anak. Merasa tertekan dengan keadaan rumah yang berantakan dan merasa kurang mendapatkan perhatian dari keluarga, membuat anak mencari perhatian dari tempat lain sampai akhirnya terjerumus pergaulan yang salah. Menjadi sahabat untuk anak memang tidak mudah. Terkadang  harus rela menurunkan ego orang tua untuk menerima kesalahan orang tua. Cobalah untuk mendengarkan pendapatnya dan berikan arahan dengan cara yang halus apabila anak Anda salah. Keluarga harus mencoba toleransi dengan keinginan positif anak  walaupun keluarga  tidak terlalu setuju. Hargai mereka, Dengan  keluarga  berperan sebagai sahabat, anak akan merasa nyaman dan menghargai nasihat-nasihat orang tua. Untuk menghindari lingkungan yang salah, keluarga harus mengontrol lingkungan anak. Kenalilah pergaulan anak untuk bisa mengontrol pergaulannya. Bersikaplah friendly terhadap teman-temannya sehingga keluarga tahu siapa yang baik untuknya dan siapa yang tidak baik. Perhatikan sesuatu yang ditonton dan dibacanya. Mudahnya akses informasi menyebabkan orang tua kewalahan mengawasi anak. Pintar-pintarlah mencari tahu apa informasi apa saja yang telah diserapnya dan pastikan anak Memandangnya dalam segi positif dan negatif dalam menyaring informasi tersebut. Berikanlah pandangan kita terhadap informasi tersebut tanpa kesan menyudutkan. Hal terpenting yang harus dilakukan keluarga adalah memberikan pendidikan moral dan agama sejak dini kepada anak. Penentangan terhadap seks bebas jelas ditekankan oleh setiap agama. Untuk itu anak harus dibekali pengetahuan agama sejak dini. Ciptakan suasana yang religius di rumah sehingga anak beranjak dewasa (remaja) telah memiliki bekal pengetahuan agama yang cukup. Remaja yang taat akan selalu takut terhadap Tuhan, merasa selalu dalam pengawasannya sehingga memiliki pengendalian diri yang baik. Berbekal pengendalian diri yang kuat, tidak akan mudah dipengaruhi teman-temannya yang salah pergaulan sehingga terjaga dan tidak terjerumus. Sedangkan pendidikan moral harus ditanamkan sejak dini agar mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana perilaku bermoral dan mana perilaku amoral. Beritahu bagaimana seharusnya bergaul dengan lawan jenis, bagaimana bersikap di tempat umum, bagaimana menghargai orang lain. Pendidikan agama dan moral tidak hanya secara lisan saja dilakukan, tapi keluarga (orang tua) harus menerapkan dalam diri sendiri terlebih dahulu sebagai refleksi terhadap anak. Ajaklah anak beribadah bersama dan jelaskan tujuan beribadah agar anak paham secara mendalam dalam hatinya. Ceritakanlah kebesaran-kebesaran Tuhan untuk menumbuhkan kecintaan dan ketakwaan anak. Jadilah tauladan yang menampilkan moral-moral positif dalam sehari-hari. Jika anak salah, beritahu kalau dia salah dan tunjukkan bagaimana seharusnya. Dengan demikian diharapkan terbentuknya remaja yang memiliki sifat dan sikap yang baik. Pendidikan moral dan agama tidak terlepas dari pengawasan orang tua agar anak tidak miskonsepsi terhadap agama dan moral yang diajarkan. Dengan demikian diharapkan anak terhindar dari pergaulan bebas ketika remaja. Dengan berbekal kecintaan dan ketakwaan terhadap Tuhan, kecintaan kepada orangtua dan keluarga serta berbekal nilai-nilai moral sejak dini, diharapkan dapat menghindari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat menjerumuskan mereka. Oleh karena itu bagi orang tua, kenalilah, sayangi dan kendalikan anak sebelum semuanya menjadi terlambat. Berikan pendidikan di dalam keluarga dengan penuh kasih sayang. Jangan biarkan para remaja penerus bangsa kita termakan oleh zaman dan menghancurkan masa depannya sendiri.

ASPEK YANG DIKAJI                    : 1. Pengetian seks bebas
                                                            2. Dampak seks bebas
                                                             3. Sebab terjadinya seks bebas
                                                             4. Cara mencegah seks bebas
                                   













KERANGKA TEORI


BAB I             PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penulisan
1.4   Manfaat Penulisan
1.5  Ruang Lingkup Masalah
1.6  Anggapan Dasar
1.7  Hipotesis
1.8  Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.9  Sistematika Penyajian

BAB II SEKS BEBAS PRA NIKAH
      2.1 Pengertian Seks Bebas
2.2  Pelaku Seks Bebas
2.3 Perkembangan seks bebas di Bandung

BAB III PENYEBAB SEKS BEBAS PRA NIKAH
            3.1 Faktor yang menyebabkan berkembangnya seks bebas di kalanga remaja di Bandung
            3.2 Faktor perbkembangan seks bebas ditinjuau dari segi internal
            3.3 Faktoe perkembangan seks bebas ditinjau dari segi lingkungan

BAB IV DAMPAK SEKS BEBAS PRA NIKAH
            4.1 Dampak perkembangan seks bebas di kalangan remaja di Bandung terhadap diri sendiri
            4.2 Dampak perkembangan seks bebas terhadap lingkungan
            4.3 Dampak perkembangan seks bebas terhadap masa depan generasi penerus bangsa Indonesia


BAB V PENCEGAHAN SEKS BEBAS PRA NIKAH
            5.1 Pencegahan berkembangnya seks bebas dari diri sendiri
            5.2 Pencegahan berkembangnya seks bebas dari masyarakat
            5.3 Pencegahan berkembangnya seks bebas dari pemerintah

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
            6.1 Simpulan
            6.2 Saran



















PRAKATA

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Korespondensi Bahasa Indonesia ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Korespondensi Bahasa Indonesia. Isi dari Makalah ini membahas pengertian seks bebas, berbagai penyebab seks bebas pra nikah, dampak dari seks bebas pra nikah dan pencegahannya.
Kami membuat Makalah ini tidak lepas dari dukungan, bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, kami sampaikan semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kami  khususnya dan untuk semua pihak yang membaca maupun mengkaji tugas akhir ini.

                                                               Bandung,  Mei 2011








ABSTRAK

            Perkembangan zaman yang sangat pesat mengakibatkan para remaja menganggap tidak ada lagi batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, sehingga mereka terjebak dalam pergaulan seks bebas dan fenomena ini dianggap biasa. Makalah “Pencegahan Seks Bebas di Kalangan Remaja Bandung” bertujuan untuk mengetahui cara pencegahan, sebab dan dampak seks bebas di kalangan remaja.
            Pegumpulan data dari makalah ini dilakukan dengan cara berdiskusi, survei dan telaah pustaka atau internet. Metode yang digunakan dalam penyajiannya adalah deskriptif analisis dengan pendekatan empiris dan rasional. Berdasarkan survei banyak para remaja yang melakukan  seks bebas dalam keseharian mereka. Awalnya mereka mengetahui melalui situs-situs internet dan mulai mengikutinya di dalam kehidupan mereka.
Melihat fenomena seks bebas ini, ada beberapa solusi untuk mencegah seks bebas, di antaranya, pertama, membuat regulasi yang dapat melindungi anak-anak dari tontonan yang tidak mendidik. Perlu dibuat aturan perfilman yang memihak kepada pembinaan moral bangsa. Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) harus segera disahkan.Kedua, orangtua sebagai penanggung jawab utama terhadap kemuliaan perilaku anak, harus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dalam keluarganya. Kondisi rumah tangga harus dibenahi sedemikian rupa supaya anak betah dan kerasan di rumah. Berikut petunjuk-petunjuk praktis yang diberikan Stanley Coopersmith (peneliti pendidikan anak), kepada orangtua dalam mendidik dan membina anak. Pertama, kembangkan komunikasi dengan anak yang bersifat suportif. Komunikasi ini ditandai lima kualitas; openness, empathy, supportiveness, positivenes, dan equality. Kedua, tunjukkanlah penghargaan secara terbuka. Hindari kritik. Jika terpaksa, kritik itu harus disampaikan tanpa mempermalukan anak dan harus ditunjang dengan argumentasi yang masuk akal. Ketiga, latihlah anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Orangtua harus membiasakan diri bernegosiasi dengan anak-anaknya tentang ekspektasi perilaku dari kedua belah pihak. Keempat, ketahuilah bahwa walaupun saran-saran di sini berkenaan dengan pengembangan harga diri, semuanya mempunyai kaitan erat dengan pengembangan intelektual. Proses belajar biasa efektif dalam lingkungan yang mengembangkan harga diri. Intinya, hanya apabila harga diri anak-anak dihargai, potensi intelektual dan kemandirian mereka dapat dikembangkan. Selain petunjuk yang diberikan Stanley di atas, keteladanan orangtua juga merupakan faktor penting dalam menyelamatkan moral anak. Orangtua yang gagal memberikan teladan yang baik kepada anaknya, umumnya akan menjumpai anaknya dalam kemerosotan moral dalam berperilaku. Melihat fenomena ini, sepertinya misi menyelamatkan moral serta memperbaiki perilaku generasi muda harus segera dilakukan dan misi ini menjadi tanggung jawab bersama, tanggung jawab dari seluruh elemen bangsa. Jika misi ini ditunda, maka semakin banyak generasi muda yang menjadi korban dan tidak menutup kemungkinan kita akan kehilangan generasi penerus bangsa.





















BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of Adolecent psychology: 1980). Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet.
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Disaat remajalah proses menjadi manusia dewasa berlangsung. Pengalaman manis, pahit, sedih, gembira, lucu bahkan menyakitkan mungkin akan dialami dalam rangka mencari jati diri. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan.
Daya tarik persahabatan antar kelompok, rasa ingin dianggap sebagai manusia dewasa, kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari pihak yang lebih tua (dalam hal ini orang tua), berkembangnya naruli seks akibat matangnya alat-alat kelamin sekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah/lembaga formal serta bertubi-tubinya berbagai informasi seks dari media massa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan-keputusan yang diambil mengenai masalah cinta dan seks begitu kompleks dan menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua ataupun lingkungan keluarganya.
Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja ditingkatkan.
Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah. Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
Arus modernisasi juga berdampak negatif di kalangan remaja. Banyak diantaranya yang telah melakukan seks bebas. Pendidikan seks dan dampaknya masih kurang diperkenalkan kepada remaja Indonesia. Sebagian kecil remaja Indonesia telah melakukan seks bebas terhadap pacar atau temanya. Akses informasi yang begitu cepat melalui internet, komik dewasa, Film dan game menyerbu remaja yang dikemas sedemikian rupa sehingga perbuatan seks dianggap lumrah dan menyenangkan.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab seks bebas pra nikah?         
2. Apakah dampak seks bebas?
3. Bagaimana caranya mencegah seks bebas?

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Korespondensi Bahasa Indonesia
2.Untuk mengetahui sebab melakukan seks bebas pra   nikah
3. Menemukan cara mencegah terjadinya seks bebas pra nikah
4. Untuk mengetahui dampak seks bebas pra nikah



1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini untuk mengentaskan remaja dari keterjerumusan mereka pada perilaku seks pranikah. Hasil penelitian ini memberikan informasi yang luas kepada para remaja, orang tua dan masyarakat mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan remaja terjerumus kedalam perilaku seks pranikah. Dengan adanya pemahaman para remaja, orang tua dan masyarakat terhadap faktor-faktor yang dapat menjerumuskan remaja kedalam perilaku seks pranikah, diharapkan dapat membantu remaja dalam mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya.

1.5  Ruang Lingkup Masalah
Beberapa bermasalahan yang dihadapi dalam penulisan makalah ini akan dibatasi dengan ruang lingkup pembahasan masalah, yaitu :
1. Pengetian seks bebas
 2. Dampak seks bebas
 3. Sebab terjadinya seks bebas
            4. Cara mencegah seks bebas
                                   
1.6  Anggapan Dasar
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi.
Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan.
Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.
Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus HIV.
Menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi bahwa di Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika, akhlak mulia, dan kepribadian bahwa pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi semakin berkembang luas di tengah masyarakat yang mengancam kehidupan dan tatanan sosial masyarakat Indonesia.

1.7  Hipotesis
Pada umunya seks bebas pra nikah diakibatkan karena remaja rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat disekitarnya. Seks bebas pra nikah dikalangan remaja mengakibatkan rusaknya masa depan remaja itu sendiri, hamil diluar nikah yang mengakibatkan meningkatnya jumlah aborsi dan penyakit HIV AIDS. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi remaja untuk memahami akibat-akibat yang ditimbulkan dari seks bebas pra nikah.
Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS, dll).
Untuk menghindari perilaku seks bebas remaja yang berisiko tinggi, peran orang tua dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain bahwa orang tua harus bisa menjadi sahabat remaja agar hubungan orang tua dengan remaja terjalin dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah remaja dengan baik dan tuntas, diperlukan komunikasi yang baik dan efektif.
Kehamilan remaja bahkan sudah terbukti dapat memberikan risiko terhadap ibu dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi (ketiduksesuaian ukuran) janin, pendarahan, prematurilas, cacat bawaan janin, dan lain-lain. Selain hamil, timbulnya penyakit menular seksual pada remaja juga perlu dicermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau tidak sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan membawa cacat kepada bayi, penyakit menular seks yang menyerang usia remaja juga dapat mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan kesuburan di masa mendatang.
Perilaku seks bebas tidak aman dikalangan remaja karena dapat dan banyak menimbulkan dampak negatif, baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra. Seringkali remaja berperilaku seks berisiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya.
keluarga adalah lingkungan terdekat anak dan keluarga memberikan kasih sayang yang paling tulus dibanding siapapun, keluarga merupakan barisan terdepan dalam memerangi seks bebas di kalangan remaja. Keluarga harus memberikan kontribusi terbesar dalam mengontrol para remaja. Banyak kasus penyebab terjadinya seks bebas di kalangan remaja berawal dari lingkungan keluarga yang broken home. Kedua orang tua yang sibuk bekerja sehingga anak terlantar, atau orang tua yang mementingkan kesenangan dirinya sendiri tanpa memperdulikan keadaan anak. 
Merasa tertekan dengan keadaan rumah yang berantakan dan merasa kurang mendapatkan perhatian dari keluarga, membuat anak mencari perhatian dari tempat lain sampai akhirnya terjerumus pergaulan yang salah.
Menjadi sahabat untuk anak memang tidak mudah. Terkadang  harus rela menurunkan ego orang tua untuk menerima kesalahan orang tua. Cobalah untuk mendengarkan pendapatnya dan berikan arahan dengan cara yang halus apabila anak Anda salah. 
Keluarga harus mencoba toleransi dengan keinginan positif anak  walaupun keluarga  tidak terlalu setuju. Hargai mereka, Dengan  keluarga  berperan sebagai sahabat, anak akan merasa nyaman dan menghargai nasihat-nasihat orang tua.
Untuk menghindari lingkungan yang salah, keluarga harus mengontrol lingkungan anak. Kenalilah pergaulan anak untuk bisa mengontrol pergaulannya.
Bersikaplah friendly terhadap teman-temannya sehingga keluarga tahu siapa yang baik untuknya dan siapa yang tidak baik. Perhatikan sesuatu yang ditonton dan dibacanya. 
Mudahnya akses informasi menyebabkan orang tua kewalahan mengawasi anak. Pintar-pintarlah mencari tahu apa informasi apa saja yang telah diserapnya dan pastikan anak Memandangnya dalam segi positif dan negatif dalam menyaring informasi tersebut. Berikanlah pandangan kita terhadap informasi tersebut tanpa kesan menyudutkan.
Hal terpenting yang harus dilakukan keluarga adalah memberikan pendidikan moral dan agama sejak dini kepada anak. Penentangan terhadap seks bebas jelas ditekankan oleh setiap agama. Untuk itu anak harus dibekali pengetahuan agama sejak dini. 
Ciptakan suasana yang religius di rumah sehingga anak beranjak dewasa (remaja) telah memiliki bekal pengetahuan agama yang cukup. Remaja yang taat akan selalu takut terhadap Tuhan, merasa selalu dalam pengawasannya sehingga memiliki pengendalian diri yang baik. 
Berbekal pengendalian diri yang kuat, tidak akan mudah dipengaruhi teman-temannya yang salah pergaulan sehingga terjaga dan tidak terjerumus. Sedangkan pendidikan moral harus ditanamkan sejak dini agar mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana perilaku bermoral dan mana perilaku amoral. Beritahu bagaimana seharusnya bergaul dengan lawan jenis, bagaimana bersikap di tempat umum, bagaimana menghargai orang lain.
Pendidikan agama dan moral tidak hanya secara lisan saja dilakukan, tapi keluarga (orang tua) harus menerapkan dalam diri sendiri terlebih dahulu sebagai refleksi terhadap anak. Ajaklah anak beribadah bersama dan jelaskan tujuan beribadah agar anak paham secara mendalam dalam hatinya.
Ceritakanlah kebesaran-kebesaran Tuhan untuk menumbuhkan kecintaan dan ketakwaan anak. Jadilah tauladan yang menampilkan moral-moral positif dalam sehari-hari. Jika anak salah, beritahu kalau dia salah dan tunjukkan bagaimana seharusnya. Dengan demikian diharapkan terbentuknya remaja yang memiliki sifat dan sikap yang baik. Pendidikan moral dan agama tidak terlepas dari pengawasan orang tua agar anak tidak miskonsepsi terhadap agama dan moral yang diajarkan.
Dengan demikian diharapkan anak terhindar dari pergaulan bebas ketika remaja. Dengan berbekal kecintaan dan ketakwaan terhadap Tuhan, kecintaan kepada orangtua dan keluarga serta berbekal nilai-nilai moral sejak dini, diharapkan dapat menghindari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat menjerumuskan mereka. 
Oleh karena itu bagi orang tua, kenalilah, sayangi dan kendalikan anak sebelum semuanya menjadi terlambat. Berikan pendidikan di dalam keluarga dengan penuh kasih sayang. Jangan biarkan para remaja penerus bangsa kita termakan oleh zaman dan menghancurkan masa depannya sendiri.

1.8  Metode dan Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini menggunakan metode deskripsi analisis dengan pendekatan empiris dan rasional. pengumpulan data ini adalah dengan diskusi, telaah pustaka atau  internet.

1.9  Sistematika Penyajian
            Makalah ini terdiri dari abstrak yang membahas mengenai ringkasan dari makalah secara umum, prakata, daftar isi, dan isi. Dari makalah ini terdiri dari beberapa bab. Bab 1, pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat penulisan, ruang lingkup penulisan, anggapan dasar, hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penyajian makalah. Pada Bab 2, Seks Bebas Pra Nikah. Bab ini berisi dasar-dasar ilmu yang mendukung pengerjaan makalah ini mulai dari pengertian seks bebas, pelaku seks bebas dan perkembangan seks bebas di kalagan remaja di Bandung. Bab 3, Penyebab Seks Bebas Pra Nikah. Bab ini membahas faktor penyebab terjadinya seks bebas di kalangan remaja Bandung, Faktor yang menyebabkan berkembangnya seks bebas di kalanga remaja di Bandung. Faktor perbkembangan seks bebas ditinjuau dari segi internal, faktor4 perkembangan seks bebas ditinjau dari segi lingkungan. Bab 4, Dampak Seks Bebas Pra Nikah. Bab ini membahas mengenai dampak seks bebas di kalangan remaja Bandung, dampak perkembangan seks bebas terhadap lingkungan, dampak perkembangan seks bebas terhadap masa depan generasi penerus bangsa Indonesia. Bab 5, Mencegah Seks Bebas Pra Nikah.  Bab ini menjelaskan cara mencegah seks bebas di kalangan remaja, pencegahan berkembangnya seks bebas dari diri sendiri, pencegahan berkembangnya seks bebas dari masyarakat, pencegahan berkembangnya seks bebas dari pemerintah. Bab 6, Simpulan dan Saran. Bab ini berisi keimpulan yang dapat diambil dari makalah ini beserta saran untuk penyempurnaan makalah ini.  

1 comment: